Jumat, 01 Juli 2011

Hati yang bingung

Pagi ini, aku hanya terbangun dari tidurku,
aku hanya berdiri dan mulai mencari kebahagiaanku,
tapi, ternyata aku salah terbangun dan salah berdiri lalu mencari,
seharusnya, aku hanya diam ditempat tidur yang suram,
membuat orang lain tak sakit karena diriku,
membuatnya dia dengan yang lain dan bukan bersamaku,
dan pagi ini aku mulai bersalah,
dia yang tertidur suram, dia yang tidur tak nyaman,
aku merasa semua itu karena aku,
mengapa,??
mengapa aku pernah mengenalnya,??
karena aku hanya bisa menyakitinya,
karena aku hanya bisa membuatnya terluka,
mengapa,??
mengapa aku jadi tak bisa dekatinya lagi,??
karena aku merasa dia yang mulai menjauhiku,
karena aku merasa dia yang mulai tak pedulikan aku,
aku tau aku salah karena aku bingung dan terus bingung,
aku hanya membuang waktuku untuk bertanya dan bertanya dengan diriku,

Sepotong kata ma'af buat sahabatku

“untuk ****** (privasi)”

******, Sahabatku !
Masihkan kau berkenan kusapa Sahabatku ?
Sungguh aku sangat “menyesal”, ******,
Apakah penyesalanku ini masih berguna bagi seorang “******”?
(Aku sangat tahu jawabanmu, sahabat…)
(“Penyesalan tak ada gunanya, Nasi sudah jadi bubur !”)
Tapi, dihari ini aku ingin kau tetap tahu…
Aku sangat menyesal & penyesalan itu hanya dapat ku rasakan dalam hatiku sendiri,
Sungguh aku sangat menyesali, atas apa yang telah kulakukan padamu,
Aku sangat tahu sahabat,
Kau pasti kesal, marah, kecewa bahkan mulai benci padaku,
Aku sangat tahu sahabat,
Ada sepotong hati yang luka karena kelakuanku,
******, Sahabatku !
Masihkan kau mau mendengar suaraku Sahabat ?
Sudilah kau mema’afkanku,
Atas yang telah kulakukan padamu,
Ma’afkan kekhilafanku,
Sungguh aku mohon ma’afkan sahabat…
******, Sahabatku !
Masihkan kau rasa aku seorang Sahabat bagimu ?
Aku tak ingin jika aku kehilangan sahabat sepertimu,
Aku tak mau jauh dari seorang sahabat sepertimu,
Aku tak rela hari-hari ini hampa karena marah yang ada di hatimu,
******, sahabatku,
Yang ku mau hanyalah kata ma’af darimu
(Meski aku sangat tahu)
(Mungkin aku memang tak pantas kau ma’afkan)
Tapi kuberharap dan mohon dengan sangat,
Sepotong kata Ma’af,…ma’af…. & ….ma’af darimu,
Sekali lagi aku hanya minta sepotong darimu,
Maa’afkan aku, Sahabatku ******…
(Semoga jika kau berkenan memberikan sepotong kata itu untukku, )
(Semoga kau akan tetap berkenan menaburkan tinta warna yang indah, )
(Bagi persahabatan kita, )
Aku tak pernah bosan menunggu,
Agar Kau, Aku, Kita selalu seindah pesona warna dalam hati,
Dalam hati sanubari “Persahabatan Kita”
(Puisi ini merupakan penyesalanku yang hanya bisa kuungkapkan lewat taburan tinta,
dan aku harap “MA’AF” darimu “******” Sahabatku)

Terjemahan

The full emo chat flash menu